PANDEMI COVID - 19, MARI BERPIKIR POSITIF
Hai semua, sudah lama rasanya jari-jemari ini tidak menari-nari di atas keyboard untuk sekedar berbagi cerita. Bisa jadi, ini adalah postingan pertama di tahun 2020, hmmmm... hampir saja Blog ini usang dan tidak terawat. Banyak hal yang terjadi hingga Blog ini terlewatkan hehe.
Kalimat tersebut bisa jadi sebuah klamufase, padahal aslinya malessss haha.
Tahun 2020 dan tepatnya mulai akhir bulan Maret ini, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati. Covid-19 yang tengah menjadi pandemi di berbagai negara termasuk Indonesia terasa sangat mencekam dan membuat berbagai macam hal semakin sulit.
Terutama bagi kami yang tinggal di wilayah JABODETABEK. Sangat terasa sekali dampak dan beberapa perubahan yang terjadi. Berbagai macam polemik timbul satu per satu.
Pendapat yang berbeda-beda mengenai cara pemerintah menangani Covid-19 di Indonesia muncul di mana-mana. Semua pandangan tertuju pada pandemi ini. Semua pendapat tersebut sangat banyak dan beragama. Sah-sah saja memberikan pendapat, selama pendapat tersebut tidak memberikan imbas buruk. Akan tetapi, jika kita merasa tidak mampu mengontrol perkataan kita baik mengenai pendapat atau apapun itu, lebih baik diam dari pada memberikan dampak yang negative.
Sangat sulit memang situasi saat ini, seakan-akan serba salah semua. Mulai masalah ekonomi, pendidikan dll. Contohnya dari segi ekonomi, bagi karyawan swasta atau pegawai negeri yang mempeoleh gaji bulanan mungkin masih bisa melakukan WFH. Namun, dengan pekerja harian, pastilah mereka menjerit, karena jika tidak bekerja mereka mau makan apa?
Pada akhirnya banyak polemik dan beberapa pihak yang mengambil keuntungan dari situasi seperti ini, dengan membelokan atau menghubungkan permasalahan ini dengan hal lain, atau mendramatisir keadaan ini.
Begini saja, bagaimana jika seseorang memiliki kemampuan lebih dalam segi finansial?
Dari pada ikut berdebat dan berkomentar mengenai hal tersebut, lebih baik diam dan segera mengulurkan bantuan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dalam hal tersebut. Karena pada akhirnya berdebat yang tak berujung tidak akan memberikan dampak apapun.
Belum lagi masalah masker, dimana harganya menjadi sangat tinggi saat ini. Masih saja ada oknum yang memanfaatkan keadaan darurat seperti ini demi keuntungan pribadi. Sungguh ironis memang, namun inilah kenyataannya. Namun, mari kita ambil sisi positifnya, yaitu dimana semua orang menjadi kreatif membuat masker yang beragam serta unik. Bagi mereka yang masih tega melakukan hal tersebut, serahkan aja kepada Allah SWT. Yakinlah, apapun yang ditanam itu juga yang dituai.
Ada lagi dari sisi pendidikan, dimana tidak sedikit orang tua yang mengeluh dengan proses belajar yang dilakukan secara online. Berbagai komentar bermunculan, berbagai kendalapun tak luput dari banyak sorotan.
Belum lagi permasalahan MUDIK, dimana hal tersebut seakan sudah menjadi tradisi setiap tahun menjelang hari raya Idul Fitri. Pro dan kontra ramai menjadi perbincangan dimanapun. Untuk masalah ini, penulis menjadi tim TIDAK MUDIK, karena jika kami tetap memutuskan pulang kampung, kami tidak bisa melakukan banyak hal, karena di kampung sudah diberlakukan wajib lapor bagi warga yang datang dari luar wilayah terutama JABODETABEK, kemudian akan dilakukan pemantauan oleh tenaga medis setempat serta wajib isolasi mandiri di rumah kosong yang disediakan selama 2 minggu. Belum lagi masalah transportasi yang menjadi kendala.
Oleh sebab itu, penulis dan keluarga kecil penulis memutuskan untuk merayakan hari raya Idul Fitri di tanah rantau.
Akan tetapi, dibalik berbagai permasalahan itu semua, banyak hal yang harus kita syukuri dan kita instropeksi.
Bersyukurlah sehingga kita mempunyai waktu luang lebih banyak dari biasanya bersama keluarga, guru menjadi semakin kreatif hari demi hari karena akhirnya terbiasa memberikan berbagai macam tugas yang unik dan menantang bagi murid.
Membuat semua orang terbiasa hidup sehat, bumi dapat beristirahat sejenak dan bernafas lega.
Bersyukur dengan hidup yang masih diberikan Allah SWT, serta belajar mengoreksi diri sendiri apakah ada yang salah dengan diri kita sehingga pemilik alam semesta ini memberikan terguran kepada mahluk bumi melalui pandemi yang hampir melanda seluruh dunia.
Hal utama yang tidak kalah penting yaitu, Allah SWT membuat mahluk di bumi menjadi saling tolong menolong, tidak hanya sesama manusia, bahkan antar negara pun saling membantu satu sama lain. Mungkin, inilah caraNYA untuk menciptakan perdamaian dunia.
Sekali lagi, mari BERPIKIR POSITIF serta terus berdoa agar pandemi ini cepat berlalu, dan manusia di bumi, menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Aamiin.
Terimakasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktu membaca coretan ini, penulis bukanlah seorang ahli, ini hanya sekedar pendapat dan apa yang dirasakan oleh penulis.
Komentar
Posting Komentar