Kaiwa 会話

Kaiwa 会話 yaitu percakapan. Salah satu pelajaran yang pasti ada pada saat kita belajar bajasa asing. Di sini saya akan mengulas kaiwa untuk bahasa jepang. Ulasan yang akan saya bahas kali ini adalah, kesulitan pada saat kaiwa. Apa saja kira kira kesulitan tersebut?

Berdasarkan pengalaman yang saya alami, kesulitan yang sering dialami oleh pembelajar bahasa jepang pada saat kaiwa adalah mengungkapkan. Banyak sekali bunpo dan kotoba yang sudah dipelajari dan sudah dipahami, tapi pada saat kaiwa dan berhadapan dengan lawan bicara, terkadang ingin mengucapkan kalimat sederhana yang sudah ada ujung bibir saja tidak bisa. Apakah minnasan juga mengalami hal demikian?

Kenapa hal ini bisa terjadi, banyak bukan pembelajar bahasa jepang yang mahir dalam memgerjakan soal bunpo, chokai, dokkai bahkan kanji sekalipun. Bisa dibilang, nilai di atas kertas nya adalah 100, namun banyak yang belum mampu atau berani bercakap cakap secara langsung dengan orang jepang.

Ada perasaan takut, malu, tidak percaya diri dll. Hal yang paling sering ditemui adalah takut. Kenapa harus takut, apakah mereka akan marah jika kita menyapanya dengan bahasa jepang? Pasti mereka akan lebih senang dan antusias bukan, karena ada orang asing yang mengerti bahasa jepang. Begitu juga dengan kita, akan senang sekali jika ada orang asing menyapa kita dengan bahasa Indonesia, merasa bangga karena mereka mau belajar bahasa kita.

Nah, rasa takut itu muncul karena kita takut salah, kita takut melakukan kesalahan. Takut salah kotoba, takut salah bunpo, dll. Ketika kita takut melakukan kesalahan saat belajar, maka selesai sudah semuanya. Apalah artinya bunpo, kotoba, dokkai, chokai dll yang kita kuasai jika kita tidak mampu berbicara dengan bajasa jepang. Bukankah goal dari mempelajari bahasa itu untuk berkomunikasi, dan komunikasi salah satunya melalui bicara yaitu kaiwa.

Jika kita sudah tau kesulitan terbesar dalam kaiwa adalah rasa takut, sekarang bagaimana kita menghilangkan rasa takut salah itu?

Hal yang pertama saya lakukan dulu adalah, berbicara pada diri sendiri dengan bercermin. Bertanya dan menjawab sendiri, serta lupakanlah bunpo untuk sejenak. Biarkan mulutmu terbiasa berbicara mengalir seperti air tanpa harus berpikir kapan menggunakan wa atau ga, ni atau de, dll. Tidak hanya sekali ya berlatihnya, tapi sering.

Kedua adalah, ajak teman belajar mu untuk selalu berbicara dengan bahasa jepang saat kalian bertemu kapanpun dan dimanapun serta obrolan apapun. Hal ini selain membuat mulut terbiasa, kita akan semakin kaya dengan kosa kata. Tinggalkan bunpo sejenak, dan belajarlah seperti muka tembok, hilangkan rasa malu untuk sejenak pula.
Jika lupa dengan satu kosa kata, cobalah memparafrasekan kata tersebut. Apa itu parafrase? Menggantikan kata dengan penjelasan lain.
Contohnya lupa kosa kata otona 大人, kamu bisa menggunakan takai - hikui, kodomo - nani nani?
Jangan lupa dengan menyertakan bahasa isyarat dengan tangan atau yang lainnya, pasti lawan bicara mu akan mengerti.
Atau bisa dengan membawa kamus saku, jadi jika lupa bisa langsung buka kamus. Bisa juga menggunakan bahasa Indonesia, namun percakapan kalian akan bercampur antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

Ketiga adalah, dengan mempraktikan langsung dengan nihonjin, dengan catatan sebelum kamu memulainya, jujurlah untuk berkata jika kamu adalah pembelajar bahasa jepang, mohon maaf sebelumnya jika terjadi kesalahan dan mohonlah bimbingan dari nihonjin tersebut, saya yakin kemampuan berbicara mu dalam kaiwa akan meningkat. Awalnya memang grogi dan sedikit takut, tapi cobalah sedikit demi sedikit, kamu pasti akan menikmatinya. Ingat ya, lupakan bunpo mu untuk sejenak, jika sudah semakin mahir akan sangat lebih baik jika didukung dengan bunpo yang baik pula.

Itu tadi beberapa pengalaman yang pernah saya alami, mungkin juga kalian alami. Semoga membantu ya. Ayo ceritakan juga pengalaman kalian.

Ingat ya, tetap semangat... Jangan takut salah, karena tempat belajar adalah tempatnya salah.
頑張ってください (*˘︶˘*).。.:*♡

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU IRODORI DARI JAPAN FOUNDATION

Oleh-oleh Diskusi Parenting “Menjadi Bunda Yang Tangguh Untuk Generasi Milenial”