SBMPTN Gerbang Menuju Universitas
Konnichiwa, ogenki desuka.
SBMPTN wa dou desuka.
Halo minnasan, untuk seluruh calon mahasiswa di Indonesia, bagaimana dengan hasil SBMPTN kalian?
Apakah sesuai dengan yang kalian harapkan? Apakah kalian berhasil masuk jurusan dan universitas idaman? Atau malah sebaliknya, diterima di jurusan pilihan kedua, bukan universitas idaman, atau malah tidak lolos?
Ya, pastinya banyak hal yang dialami. Ada yang sesuai harapan, ada pula yang belum sesuai dengan harapan. Sedikit berbagi pengalaman, sesungguhnya SBMPTN adalah gerbang awal setelah kalian lulus SMA, lembaran pendidikan baru yang akan kalian tempuh penuh dengan beragam hal di luar bayangan kalian saat ini.
Dunia perkuliahan tidak seperti yang ada di sinetron dan film ya. Jika kalian salah langkah dan gagal fokus sejak pertama kali masuk, maka jangan sampai muncul penyesalan di kemudian hari. Penyesalan apakah itu, pastinya tidak sedikit.
Nah, saya ingin bertanya, dan jawablah dari dalam lubuk hati tanpa kalian ucapkan, cukup di hati saja.
1. Apakah kalian lolos SBMPTN?
2. Apakah kalian masuk universitas yang kalian idamkan?
3. Apakah kalian masuk jurusan yang kalian inginkan? Atau karena terpaksa?
Dari ketiga pertanyaan di atas, pasti sangat beragam jawabannya. Akan sangat bersyukur dan bahagia jika semua jawabannya adalah iya. Selanjutnya, mari kita lihat jika jawabannya seperti di bawah ini, apa yang harus dilakukan?
1. Wah senangnya, jawabannya iya lolos SBMPTN, itu artinya sebentar lagi kamu akan berstatus menjadi seorang mahasiswa. Selamat ya, tapi ingat jika seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit dan tidak mudah, bersyukurlah karena banyak teman teman mu yang tidak lolos. Kalian harus selalu semangat dan jangan bermalas malasan untuk kuliah, itu adalah salah satu cara bersyukur.
Bagi kalian yang belum lolos, jangan patah arang, masih banyak universitas swasta yang tersebar di Indonesia. Negeri atau swasta sama saja, semua punya kelebihan dan kekurangan. Bersyukurlah masih bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, karena masih banyak teman kalian di luar sana yang bisa jadi mereka lebih pintar dari kalian, namun mereka tidak seberuntung kalian. Kesimpulannya, jangan berduka atau patah arang jika belum lolos SBMPTN, tetap semangat ya dimanapun kalian kuliah.
2. Jawaban kedua masih sama, senang sekali pastinya bisa masuk universitas idaman. Bagaimana yang belum bisa masuk universitas idaman dan mau tidak mau masuk di universitas pilihan kedua. Apakah kalian harus bersedih dan merengek hanya karena hal ini? Ingat, bukan universitas tempat mu menimba ilmu yang membuat mu sukses dan berhasil, melainkan doa dan usaha dari diri kalian masing masing.
Tidak peduli universitas negeri atau swasta, terkenal atau tidak terkenal, idaman atau tidak idaman. Tempat belajar kalian hanya penunjang, kalianlah yang menentukan pada akhirnya. Akan dibawa kemana diri kalian, hanya kalian yang mampu mengarahkan. Kesimpulannya, jangan terlalu berlebihan menginginkan sesuatu, karena akan berdampak negatif ketika hal tersebut tidak terwujud. Tetaplah berpikir positif, apapun hasilnya itu adalah yang terbaik untuk kalian.
3. Bagaimana dengan jawaban ketiga? Apakah jurusannya sudah sesuai atau karena terpaksa? jika sudah sesuai syukur Alhamdulilah, semoga kuliahnya lancar dan semangat terus. Bagaimana jika karena terpaksa. Terpaksa di sini banyak ragamnya, terpaksa karena pilihan orang tua, terpaksa karena pilihan tetakhir, dan bisa jadi terpaksa karena iseng.
Niatnya dari pada pilihan terakhir kosong, kalian memilih jurusan asal asalan. Awalnya mungkin kalian pikir tidak akan diterima, tapi ternyata malah diterimanya di jurusan itu. Wah, ini yang paling repot, apa lagi jika kalian belum memiliki dasar untuk jurusan tersebut. Mau tidak mau harus diambil karena tidak ada pilihan lain lagi.
Bagaimana ini? Intinya kalian kuliah di jurusan tersebut karena terpaksa.
Hal ini, adalah hal yang saya alami. Kuliah karena terpaksa itu memang menyiksa, apa lagi jika belum ada dasarnya sama sekali. Saya terpaksa kuliah di jurusan Bahasa Jepang, karena itu adalah pilihan kedua, yang awalnya saya pikir tidak akan diterima. Awalnya saya terlalu percaya diri akan diterima di jurusan Fisika, jurusan idaman karena saya mengambil jurusan IPA saat SMA.
Sedangakan pilihan Bahasa Jepang hanyalah iseng, saya tidak menganggap, karena saya juga belum pernah belajar Bahasa Jepang sebelumnya. Setelah pengumuman, antara sedih dan bahagia. Bahagia karena masuk universitas negeri yang membuat orang tua saya tersenyum. Tapi sedih karena tidak terbayangkan, bagaimana nanti saya kuliah. Baiklah, untuk awalan masih saya abaikan tentang kuliah, yang penting sudah dapat universitas.
Oke, massa orientasi di campus usai, kini saatnya lebih serius, kuliah cuy...
Hari pertama masuk kuliah, masih bersyukur ternyata belajar tingkat dasar selama dua minggu. Pada saat itu disebut 2週間のプログラム atau program dua minggu. Selama dua minggu diajarkan huruf hiragana dan katakana. Harus lancar baca tulis, karena kuliah materi yang sesungguhnya semua buku materi menggunakan kanji, hiragana dan katakana.
Nah loh, untuk pemula seperti saya, mendengar penjelasan sensei rasanya pusing dadakan.
Belum lagi, kata sensei setelah program usai, akan ada shiken atau ujian untuk penentuan kelas berdasarkan rangking. Kelas akan dibagi menjadi 4, yaitu kelas A, B, C & D. Bisa diprediksi bukan, kelas A adalah kelasnya para dewa, kelas B adalah kaum sosialita, sedangkan C dan D hanyalah kaum pinggiran.
Apa yang saya rasakan selama dua minggu, rasanya seperti ingin lari dari kelas, ingin kabur, ingin pindah jurusan, ingin tidak kuliah saja, ingin kembali ke TK saja. Setiap hari serasa tertekan dengan huruf yang berbentuk seperti rumput kering. Masih ingat kejadian di kelas, saat sensei meminta saya membaca satu kalimat dengan huruf hiragana.
Tidak satu patah katapun meluncur dari bibir saya, hilang semuanya. Kemudian teman saya yang lain ditunjuk, dan dia membaca dengan lancar tanpa aral merintang. Kata sensei, dia adalah contoh yang baik, kalau tidak bisa membaca apa lagi menulis akan menyusahkan minnasan di kelas saat kuliah nanti. Semakin remuk mental ini mendengar kata kata itu. Kali ini rasanya ingin pura pura pingsan saja.
Selanjutnya, shiken pun dijalani. Apa ini? tidak ada satupun yang bisa saya jawab. Entah mengapa, perintah soalnya saja tidak paham, apa lagi jawabannya. Rasanya ingin menangis. Benar saja, setelah hasilnya keluar. Taraaa... saya masuk kelas C, ya benar sekali. Itu adalah kelasnya kaum pinggiran. Teman sekelas saya juga sama, kami anak kelas C dan D seperti merasa senasib.
Setelah saling curhat, ternyata kebanyakan dari kami adalah salah jurusan. Banyak kasus, tapi intinya kami senasib, masuk kuliah di jurusan bahasa jepang karena TERPAKSA. Perjuangan baru akan di mulai. Sensei kami adalah Yuyun sensei, beliau adalah senior, yasashii hito desu. Di sela sela awal perkuliahan, beliau menjelaskan pahitnya kehidupan campus.
Menjelaskan sistem perkuliahan dan terus memberikan semangat. Beliau berkata, jika kalian sayang kepada orang tua, maka harus belajar dengan giat, lulus tepat waktu dan jangan sampai mengulang mata kuliah. Sekali mengulang mata kuliah maka akan membuat minnasan mundur waktu lulusnya. Kenapa demikian?
FYI ya, karena jika kalian tidak lukus mata kuliah bunpo 1 di semester 1, artinya kalian tidak bisa mengambil bunpo 2, sakubun, chokai 2, kaiwa 2 dan dokkai 2, hal ini karena mata kuliah tersebut saling berkaitan. Kalian harus mengulang di semester 3 mata kuliah bunpo 1. Begitu penjelasan beliau. Mendengarnya seperti mendengar petir. Kami semua tertegun, tidak membayangkan apa yang terjadi jika kegagalan terus berlanjut.
Saya pun bertanya pada diri sendiri, apa saya akan bernasib demikian dan menjadi mahasiswa abadi? Hal itu terus menghantui pikiran saya. Saya pun berpikir untuk mulai berdamai dengan ego saya yang masih ingin mengakhiri jurusan yang saya tempuh. Saya juga tidak ingin mengecewakan ora tua saya yang sudah bersusah payah membiayai kuliah saya. Saya juga tidak mau membuang buang waktu menjadi mahasiswa abadi.
Saya harus bangkit, setiap hari saya terus berlatih. Berat rasanya, disaat teman kos pergi ke mall saat akhir pekan, tapi saya harus belajar ekstra demi mengejar ketertinggalan. Saya belajar menyukai Bahasa Jepang, belajar terus dan terus. Kotoba, kaiwa, kanji, sastra, kebudayaan dan masih banyak lagi. Membaca dan terus membaca. Belajar dan terus belajar. Tidak terasa hampir satu semester.
Apa yang saya rasakan, saya jatuh cinta dengan Bahasa Jepang. Ternyata benar ya, witting tresno jalaran seko kulino. Meskipun belum banyak menguasai, setidaknya saya sudah mencintai Bahasa baru ini, saya semakin penasaran. Ingin tahu lebih lanjut dan lebih lagi. Ujian akhir semester pun segera dimulai. Di minggu tenang sebelum ujian, Yuyun sensei kembali menjadi penyelamat bagi kelas C kami. Beliau dengan senang hati membahas ulang semua materi dari awal hingga akhir di hari minggu saat campus masih sepi. Beliau tidak mewajibkan, hanya siapa saja yang mau datang. Saya sendiri bergegas dan semangat, karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Hari yang dinanti pun tiba, benkyoukai bersama Yuyun sensei. Sangat tidak terduga, hampir semua mahasiswa kelas C hadir saudara saudara. Suasana campus yang sepi karena masih libur, membuat suasana belajar semakin adem, mengasyikan, penuh semangat dan antusias yang tinggi.
Setelah ujian selesai, hari dimana IP semester pertama muncul, membuat hati saya saat itu berdegup kencang. Mata kuliah bunpo sejumlah 4 SKS yang menjadi pilar, sudah tidak sabar ingin saya lihat, apakah muncul nilai E atau tidak di sana. Saat dibuka, kejutan dan kejutan, saya mendapat nilai A, sungguh di luar dugaan. IP pertama yang saya peroleh pun cukup baik, masih di atas 3.
Hal ini, membuat saya semakin semangat dan terus semangat. Apa lagi, ketika semester dua, hampir separuh mahasiswa kelas C, pindah menjadi mahasiswa kelas B. Wah senangnya kami bisa naik kelas, Alhamdulilah. Saya dan teman teman seperjuangan pun semakin semangat, karena tantangan yang lebih sulit sudah menanti di depan mata.
Singkat cerita, saya pun bisa lulus tepat waktu dengan IPK yang cukup baik, meskipun tidak cumlaud. Akhirnya suka duka selama kuliah pun usai, penuh perjuangan yang tidak mudah.
Kesimpulannya, tidak ada yang namanya TERPAKSA, kata tersebut bisa berubah menjadi IKHLAS selama kita mau mencoba untuk merubahnya.
Jangan pernah patah semangat, jika kalian sedang merasa di bawah, pertama ingatlah orang tua yang selalu menanti mu dan sudah bersusah payah untuk kalian sehingga kalian bisa mengenyam bangku kuliah. Kedua ingatlah teman teman kalian yang tidak seberuntung kalian yang bisa menimba ilmu di Universitas. Ketiga, ingatlah jika Tuhan tidak pernah tidur, doa dan usaha kalian yang ikhlas akan selalu berbanding lurus dengan hasil.
Semoga ulasan kali ini bermanfaat.
Ja mata ne. 頑張ってください。\(^o^)/
Komentar
Posting Komentar