Oleh-oleh Diskusi Parenting “Menjadi Bunda Yang Tangguh Untuk Generasi Milenial”

Konnichiwa, apa kabar bunda-bunda kece semuanya?
Kemarin saya ada sedikit cerita nih, ada oleh-oleh hasil diskusi parenting di sekitar rumah. Acara tersebut, yaitu tepatnya tanggal 2 Maret 2019, sudah terselenggara diskusi parenting dengan tema "Menjadi Bunda Yang Tangguh Untuk Membentuk Generasi Milenial".
Nah itu tadi temanya, menarik bukan?

Narasumber kali ini Ibu Lili Dahlia, MPd.
Beliau adalah bunda 5 anak, dan beliau sudah khatam mengenai pola asuh dan cara mendidik anak. Beliau juga punya yayasan TK kalau tidak salah. Saya tidak bisa tuliskan profil beliau secara lengkap karena tidak saya catat 😁

Sebelum saya buka oleh-olehnya, ada sedikit cerita dulu nih. Saya bersyukur karena di lingkungan tempat tinggal saya, tidak sulit untuk bisa mengikuti acara seperti pengajian atau parenting. Tahun lalu sudah pernah terselenggara juga acara parenting seperti ini, namun dengan tema dan pembicara yang berbeda. Tema tahun lalu lebih fokus kepada anak, sedangkan tema kali ini fokus kepada si Bunda.

Oke, itu tadi sekedar iklan ya Bun, hehe.
Seperti yang sudah tertulis di atas, tema tersebut ditujukan kepada si Bunda yang harus bisa tangguh mengasuh dan mendidik anak di era seperti ini, sehingga kelak anak-anak kita akan tumbuh menjadi anak hebat yang lebih tangguh lagi menghadapi era mendatang.

Di sini saya tuliskan garis besarnya saja, mungkin tidak bisa secara rinci karena lupa membawa buku catatan, hehe.

Ada 4 hal yang harus dimiliki oleh seorang Bunda agar mampu menjadi Bunda milenial yang tangguh. Apa saja si 4 hal tersebut?

Pertama, yaitu BAHAGIA
kedengarannya simpel ya, kenapa harus bahagia? Begini logikanya, Bunda adalah pondasi rumah, sehingga jika pondasinya kuat, rumah tersebut pasti akan kokoh juga. Bunda yang bahagia akan memberikan dampak positif terhadap rumah dan seisinya.

Baik itu suami, anak, kebersihan rumah, keindahan rumah dan masih banyak lagi. Seorang Bunda yang bahagia, tidak mudah terpancing emosi, sabar, dan eassy going, sehingga si anak happy, suami pun senang. Anak yang tumbuh di dalam lingkungan sehat dan menyenangkan, akan membuat anak lebih cerdas sehingga kita bisa melihat minat dan bakat si anak seiring berjalannya waktu.

Tidak bisa dipungkiri, jika Bunda si pondasi rumah bahagia, pasti akan terhidang berbagai masakan, dan tidak akan ada ocehan seperti sedang mendengar siaran radio di rumah. Rumah akan menjadi sebuah rumah tinggal yang menyenangkan serta tercipta harmoni irama kehidupan yang menenangkan.

Coba saja kita bayangkan, apa kabar dengan keadaan rumah jika si Bunda sedang tidak bahagia alias bad mood. Apakah masih ada hidangan istimewa, senyuman yang terukir untuk suami dan anak?

Sepertinya tidak ada hehe. Bisa jadi, rumah yang dihuni akan menjadi rumah contoh. Rumah harus sesuai dengan semua yang Bunda inginkan, sama sekali tidak fleksibel, kaku, dan anak akan tumbuh di dalam ketakutan. Anak yang tumbuh dalam ketakutan akan melakukan banyak hal di luaran sana tanpa sepengetahuan orang tua.

Misalkan saja, si anak tidak sengaja menumpahkan air minum di lantai, atau mainannya berserakan di atas tempat tidur. Bunda yang bad mood tersebut kehilangan kesabaran, naik pitam hingga akhirnya ngomel sendiri, anak dimarahi, bahkan ada yang sampai main tangan kepada anak, suami juga tidak memdapat senyuman. Jangan sampai ya Bunda.

Hal ini berbahaya, karena bisa memberikan dampak negatif kepada anak. Anak-anak membutuhkan contoh tindakan yang baik dari orang tua, bukan perintah secara verbal. Seorang anak akan semakin tidak mau jika diperintah, namun berbeda hal jika kita memberikan contoh kepada mereka.

Lebih parah lagi, ada anak yang berkata jika Bundanya galak. Haduhh, malah dapet label dari anaknya. Semoga tidak terjadi ya Bunda.

Jika Bunda menginginkan anak yang yang baik, seorang Bunda harus berprilaku yang baik terlebih dahulu. Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Itu contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari, kalau contoh ekstrim juga ada. Kenyataannya ada berita jika seorang Bunda yang tidak bisa menggunakan logikanya hingga dia membunuh anaknya sendiri kemudian bunuh diri. Astaufirrullah, semoga kita semua terhindar dari hal seperti itu.

Nah, maka dari itu, bahagia itu penting ya Bunda cantik. Cara untuk bahagia juga banyak kok caranya. Salah satunya dengan metime. Hargai diri sendiri, berikan waktu kepada tubuh untuk istirahat dan bersantai sebentar, supaya hati dan pikiran selalu tenang.

Carilah kesenangan yang sesuai dengan koridor. Mengenai waktunya, bisa berdiskusi terlebih dahulu dengan suami. Metime tidak harus mahal dengan berkeliling Eropa ya Bunda. Tapi kalau mampu, kenapa tidak 😂😂😂
Apapun itu yang penting Bunda happy. Bisa dengan chat di grup wa mungkin, senyum-senyum sampai ngakak sendirian.

Kalau saya sendiri biasanya lebih suka metime ketika si anak asyik bermain dengan suami saat libur bekerja. Biarkan mereka sibuk bermain dan berpetualang bersama. Di waktu tersebut setelah semua pekerjaan rumah beres, saya suka pakai masker wajah sambil tiduran dan mendengarkan musik. Tidak lupa juga, sambil browsing biar nggak kudet hehehe.

Nah, sekarang tinggal Bunda yang menentukan, bagaimana caranya Bunda bisa bahagia. Take it eassy ya Bun. Nikmati setiap moment dalam hidup mu.

Kedua, yaitu MANDIRI

Sebagai seorang Bunda juga perlu mandiri. Banyak bunda yang juga berstatus sebagai Bunda bekerja, mereka mampu mandiri dan tetap mempunyai kualitas waktu bersama keluarga.
Iya kalau bunda bekerja, bisa saja dikatakan mandiri. Bagaimana dengan Bunda yang tidak bekerja?

Tenang Bun, masih bisa mandiri kok. Sekarang zaman canggih, zaman milenial kan ya...
Tidak sedikit Bunda tidak bekerja yang bisa sukses menjadi mandiri, bahkan punya penghasilan melebihi yang bekerja di kantor.

Contohnya jualan online, mulai dari baju, kosmetik, peralatan masak, makanan dan masih banyak lagi.
Sepupu saya sendiri contohnya, dia menjual pakaian anak, dewasa dan kosmetik. Laris lo Bund. Sekalian iklan, nih IG nya @anita.collection.id

Atau mungkin Bunda punya keahlian khusus, seperti menjahit mungkin atau ahli matematika. Bisa kan buka les untuk anak SD di rumah, mengajar matematika misalnya. Banyak jalan menuju Roma. Apapun itu jika kita mau berusaha pasti bisa. Karena usaha selalu berbanding lurus dengan hasil.

Bekerja atau tidak bekerja itu sebuah pilihan. Apapun pilihan Bunda, nikmatilah dan disyukuri. Semuanya baik, selama dilakukan dengan teknis yang baik. Bunda mampu menjadi mandiri dan keluarga tetap menjadi yang utama. Jangan sampai terbalik ya Bun, nanti keasyikan mandiri malah kebablasan, anak dan suami tidak terurus.

Ketiga yaitu, MENEKUNI HOBI

Poin ketiga sangat berkaitan dengan yang kedua. Hobi yang bunda miliki bisa memberikan bonus tambahan jika ditekuni secara serius. Misalkan hobi memasak, bisa terima order catering di sekitar rumah misalnya. Atau hobi membuat kreatifitas seperti bross, bunga dll.

Saya contohkan hobi memasak. Tetangga saya seorang Bunda dua anak namanya mbak Shanty, dia hobi memasak dan masakannya enak. Tidak jarang dia menerima order membuat berbagai masakan. Malahan ada grup catering di sekitar saya, yang isinya penjualnya adalah Bunda cantik semua. Nah tuh, gimana nggak canggih, bisa promosi langsung lewat grup wa.

Ada lagi teman saya, namanya Anggi. Dia suka sekali membuat pernak-pernik dari pita, sulaman dll. Berawal dari hobi, dia posting di facebook, eh ada teman yang minta dibuatkan buket bunga kain untuk acara pernikahan. Akhirnya sekarang dia keterusan deh, bahkan semakin berkembang, Alhamdulilah. Keren ya, itu baru dua contoh kecil. Masih banyak contoh yang lain.

Hobi yang menghasilkan itu suatu hal yang mengasyikan. Intinya kita mulai dulu dari hal kecil yang kita sukai, tidak perlu muluk dan ngoyo tapi terus berkelanjutan. Ya, kalaupun tidak bisa menghasilkan melalui hobi, setidaknya kita mendapat kepuasan batin tersendiri karena melakukan hal yang kita gemari, sehingga bisa bahagia seperti point pertama.

Keempat yaitu, BERSERAH DIRI KEPADA TUHAN

Semua point di atas sangat penting, namun point yang terakhir ini yang wajib diutamakan. Setelah kita terus berusaha, jangan pernah meninggalkan Tuhan. Karena Tuhan maha segalaNya. Apapun keyakinan yang Bunda peluk, kita wajib berpasrah kepada Tuhan.

Jika kita selalu bersama Tuhan, inshaallah kita akan selalu berada di jalan yang baik dan benar. Hidup lebih berarti, jika kita menyeimbangkan hubungan dengan manusia dan Tuhan.

Tidak ada sebaik-baiknya tempat mengadu selain sang pencipta. Hanya Tuhan pemilik semesta alam yang mampu memberikan apa yang kita butuhkan. Ingat Bunda, yang kita butuhkan ya, bukan kita inginkan.

Itu tadi, ulasan mengenai hasil belajar saya kemarin. Untuk acaranya sendiri, menurut saya sangat menarik, materi yang disampaikan padat dan berisi, pembicaranya juga interaktif sehingga pesertanya tidak mengantuk. Di sela-sela acara inti juga banyak siselipkan games dan pengundian dorprice, sehingga membuat peserta semakin antusias.

Untuk Bunda yang belum atau jarang belajar parenting, ada baiknya dicoba. Bisa belajar sendiri dengan membaca buku atau artikel parenting. Jika ingin lebih asyik, ya datang saja di acara parenting secara langsung. Banyak cara untuk belajar parenting.

Saya sendiri lebih suka mengahdiri acara secara langsung, karena banyak kelebihannya. Benefit pertama sudah jelas ilmu tambahan, selain itu kita bisa bertemu bunda yang lain, ketawa-ketawa, sharing, silaturahmi, dan yang tidak kalah penting kita bisa bertanya secara langsung dengan narasumber. Apalagi jika acaranya dikemas secara menarik, ada dorprice pula 🤗

Ayo Bund, jangan ragu untuk terus belajar, berkembang dan bahagia. Bunda milenial yang tangguh akan menghasilkan anak hebat yang istimewa dan menjadi tempat terbaik serta nyaman untuk suami tercinta. Siapapun kamu, hidup adalah pilihan dan nikmatilah pilihan hidup mu.

See you Bunda, ja mata desu...
Semoga bermanfaat, coretan kali ini.
Terimakasih. Salam SEMANGAT 😁😁😁

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU IRODORI DARI JAPAN FOUNDATION

Kaiwa 会話