Ciptakan Saklar Untuk Anak Aktif
Assalamualaikum Bunda... Jangan bosan baca blog ini ya 😬, insyaallah selalu ada hal positif yang bisa diambil aamiin 😉
Postingan kali ini, hasil rangkuman parenting hari ini. Tadi pagi mulai pukul 08:00-11:30 wib, saya mengikuti acara parenting di masjid dekat rumah. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 400 Bunda cantik bersama anaknya masing masing. Pembicara kali ini adalah Bunda Astri Ivo, beliau adalah artis, penulis, sekaligus pemerhati anak. Selain beliau, ada lagi Bunda Rahmi Dahnan, M.Psi, beliau adalah seorang dosen psikologi dan juga pemerhati anak. Dari kedua pembicara tersebut intinya adalah bagaimana caranya kita sebagai orang tua dapat menghasilkan generasi milenial yang baik di era seperti sekarang ini.
Selain pembahasan mengenai tema tersebut, ada pula pembahasan lain yang cukup menarik bagi saya sehingga membuat saya ingin bertanya mengenai solusi yang masih belum saya temukan selama ini.
Pertanyaan saya adalah "Bagaimana solusinya untuk menghadapi anak yang aktif, agar si anak dapat tenang apabila berada di suatu acara tertentu, contohnya pengajian atau parenting seperti saat ini. Usia anak saya hampir 3 tahun, sangat aktif, tidak mudah untuk membuat dia duduk diam, bahkan diberi smart phone pun tidak mau, dia lebih memilih bergerak kesana kemari, hal tersebut membuat saya takut mengganggu acara, agak kesulitan untuk saya bisa fokus dan berkonsentrasi dalam suatu kegiatan seperti pengajian dll"
Itu adalah pertanyaan yang saya lontarkan, karena hal itulah yang saya alami. Menurut Bunda Rahmi, sebagai orang tua yang mempunyai anak aktif, harus mampu membuat saklar bagi anak dengan cara membiasakan. Anak akan menjadi bersifat otomatis seperti saklar ketika sudah terbiasa. Mereka akan paham bagaimana bersikap dan menempatkan diri kapanpun dan dimanapun. Seperti saklar lampu yang otomtis menyala jika kita tekan tombol on. Begitu juga dengan si anak aktif ini. Mereka perlahan akan terbiasa dan otomatis mampu menempatkan diri.
Contohnya begini, ketika anak loncat loncat di atas kursi, kita beri pengertian dengan tenang jika kursi adalah tempat duduk, bukan untuk loncat loncat. Cara memberikan pengertianpun tidak dengan cara yang kasar atau bahkan main fisik, karena hal tersebut justru akan membuat anak semakin menjadi jadi.
Orang tua juga harus mencontohkan caranya. Memang hal ini tidak mudah, jangan pernah bosan dan harus terus menerus dilakukan agar si anak terbiasa. Dengan kebiasaan yang tercipta, dengan sendirinya si anak akan tahu bagaimana caranya menempatkan diri. Misalkan saat diajak bertamu, si anak akan mengerti jika kursi adalah tempat untuk duduk bukan untuk bermain loncat loncat.
Selain itu, jangan memberikan label pada si aktif yang satu ini. Pemberian label, apa lagi label yang negatif akan membuat si aktif semakin sulit dikendalikan. Contohnya begini, seorang anak berlari larian di dalam masjid, seharusnya sebagai orang tua adalah mengarahkan anak tersebut untuk tidak bersikap demikian.
Arahkan dengan cara yang baik, meskipun anak tersebut bukan anak kita sendiri. Dengan pengarahan yang baik, anak akan luluh terlebih lagi jika berada di tempat umum seperti masjid. Sekali lagi berikan arahan dengan cara yang baik, bukan malah memberikan label seperti, ucapan negatif, contohnya begini, "Dasar bocah nakal, di Masjid malah lari larian"
Contoh ucapan negatif tersebut tidak akan membawa kebaikan pada anak tapi malah akan membuat anak semakin menjadi jadi.
Solusi lain yang diberikan ialah, dengan doa. Caranya adalah membisikan doa ke dekat telinga anak setelah sholat malam. Mohonlah kepada Allah untuk menjadikan anak kita sebagai anak yang sholeh. Insyaallah cara cara tersebut akan memberikan hasil yang baik jika dilakukan secara istiqomah. Ingat jika tidak ada yang instan untuk sebuah perubahan, semua butuh proses.
Kuncinya adalah, sabar, rutin, istiqomah, semangat dan jadilah tim yang baik bersama suami untuk mengarahkan anak kepada hal yang baik, sehingga kelak anak kita akan menjadi generasi milenial yang sholeh dan tangguh di era yang semakin penuh dengan tantangan ini.
Semangat Bunda!!! 😁😁😁
Nah, bagaimana dengan Bunda yang lain nih... Apakah mungkin juga ada yang punya anak aktif seperti anak saya, bagaimana dengan solusi Bunda?
Mari saling berbagi, semoga bermanfaat...
Salam Bahagia, jangan lupa tersenyum hari ini.
🤗🤗🤗
Komentar
Posting Komentar