Body Shaming

Apa kabar semuanya?
Pernahkan anda mendengar istilah body shaming atau anda pernah menerima perlakuan body shaming dari orang lain? Entah dari orang tidak dikenal, teman atau mungkin keluarga anda sendiri. Sebenarnya apa sih body shaming itu sendiri? Istilah ini dapat diartikan sebagai ejekan terhadap fisik seseorang yang berdampak negatif bagi orang tersebut.

Dalam islam sendiri terdapat hadist yang mengandung larangan mencela fisik seseorang.

Nabi shallallahu alaihi wasallam menegur para sahabat dan berkata
"Apa yang membuat kalian tertawa?"

Mereka berkata
"wahai Rasullullah, karena kedua betisnya yang kurus"

Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda
"demi Dzat yang jiwaku berada ditanggannya, sungguh kedua betis itu lebih berat ditimbangan dari pada gunung uhud"

[HR. Ahmad 3991. Dishahihkan Syuaib al-Arnquth]

Body shaming sendiri, bisa dialami oleh siapapun tanpa mengenal usia baik itu laki laki atau perempuan. Selain itu, disadari atau tidak, isu ini sudah ada sejak dulu.

Berikut adalah salah satu contoh body shaming yang dialami oleh anak SD kelas dua. Si gadis kecil ini sebut saja Bunga, dia memang mengalami obesitas sehingga ukuran badannya memang tidak seperti teman teman seusianya. Bunga sering mendapat perlakuan kurang baik dari teman temannya yang merekapun mungkin tidak mengerti jika yang mereka lakukan akan mengakibatkan dampak negatif kepada Bunga.

Benar saja, karena Bunga sering menangis di sekolah atau ketika pulang sekolah, Bunga pun akhirnya tidak mau lagi pergi sekolah. Sangat disayangkan bukan, berbagai cara sudah dicoba oleh orang tua dan guru, namun tetap saja membuat Bunga enggan untuk pergi sekolah. Bunga beralasan semua teman temannya nakal karena selalu mengatakan Bunga gendut dan tidak ada yang mau berteman dengan Bunga. Hingga akhirnya, dengan sangat terpaksa Bunga harus putus sekolah. Kisah ini salah satu contoh kisah nyata mengenai body shaming yang dialami oleh anak anak.

Saya sendiri, pernah mengalami body shaming saat usia remaja. Karena badan saya yang cukup subur dan tidak setipis teman teman saya pada saat itu, terkadang ada saja yang usil dan mengolok olok diri saya. Maksud mereka mungkin adalah bercanda, dengan tujuan mencairkan suasana, namun terkadang hal hal tersebut belum tentu bisa diterima oleh orang yang menerima perlakuan body shaming tersebut.

Contohnya saya, dulu yang saya rasakan adalah sedih, dan ada rasa marah terhadap orang yang melakukan hal tersebut namun saya selalu berpura pura tegar dan biasa saja meskipun sesampainya di rumah, terkadang saya menangis karena merasa benci dengan diri sendiri. Saya terkadang berkata dalam hati "coba aja kamu punya badan lebar, baru tau deh rasanya" 😬😬

Terlebih lagi, pada saat itu, usia saya yang masih remaja terkadang terbersit untuk melakukan diet instan yang tidak wajar. Bahkan sangat tidak masuk akal. Pernah saya menelan bawang putih seperti obat pil hanya karena ingin memiliki badan tipis. Itu saya lakukan karena mendengar cerita seseorang yang katanya bisa langsing karena makan bawang putih 😱 Padahal percuma saja dilakukan jika kalori yang keluar dan masuk tidak seimbang serta tidak dibarengi dengan olahraga, apa lagi cara tersebut hanya dilakukan satu kali. Lagi pula entah dulu saya mendapat ide tersebut dari siapa, jadi ngakak sendiri kalau ingat, stupid banget gak sih, 😂😂

Itu cerita saya dahulu kala yang masih belum secanggih sekarang. Untuk era digital yang semakin banyak manusia di bumi ini menggunakan media sosial, membuat body shaming semakin kerap terjadi, semakin frontal dan blak blakan. Bahkan jari jari netizen yang kurang sehat, kerap sekali melakukan body shaming terhadap siapapun, terlebih lagi public figure yang semakin banyak pula. Seakan tidak merasa segan untuk berceloteh di dunia maya.

Ayolah, plese stop body shaming...!!!
Sangat bahaya akibatnya, bagi pelaku ataupun yang menerima perlakuan, belum lagi dengan adanya undang undang IT saat ini, setidaknya bisa sedikit meredam jari jari netizen yang gatal untuk melakukan body shaming melalui dunia maya.

Selain adanya undang undang IT, menurut saya, isu body shaming ini harus dibarengi dengan kesadaran dan pemahaman mengenai akibatnya oleh semua orang baik anak anak, remaja ataupun orang tua.

Bagi anak anak, pemahaman body shaming bisa diterapkan dengan memberikan pengajaran dan contoh sederhana yang dimulai dari lingkungan paling kecil yaitu keluarga, selanjutnya sekolah dan lingkungan bermain. Setiap orang tua dan guru harus memberikan contoh yang baik bagi anak sehingga seorang anak tidak akan melakukan dan mendapat perlakuan body shaming. Mereka harus tau akibat dari hal tersebut dan tindakan apa yang harus dilakukan jika mereka mendapat perlakuan tersebut.

Hal ini kelihatannya sepele tapi penting, karena jika sudah terlanjur, akan memberikan dampak psikologi yang kurang baik bagi anak anak. Terlebih lagi jika berakibat fatal, bisa saja seorang anak tumbuh menjadi anak pendiam namun pendendam yang suatu saat dapat melampiaskan rasa dendam tersebut kepada temannya dengan cara yang tidak terduga.

Untuk kalangan remaja dan orang tua, lebih ditekankan pada kesadaran, karena terkadang mereka sudah paham hal tersebut namun tetap melakukannya. Harus ada kesadaran diri untuk tidak melakukan tindakan tersebut, harus ada kesadaran untuk mencegah dan saling mengingatkan untuk tidak melakukan hal tersebut.

Dari ulasan di atas, setidaknya mari kita mengingatkan diri sendiri untuk tidak melakukan body shaming kepada siapapun.

Lebih baik diam dari pada berkata yang tidak baik.

STOP BODY SHAMING!!!
Silent is gold...

Semoga tulisan ini bermanfaat, 😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU IRODORI DARI JAPAN FOUNDATION

Oleh-oleh Diskusi Parenting “Menjadi Bunda Yang Tangguh Untuk Generasi Milenial”

Kaiwa 会話