HONYAKUKA - TSUUYAKUKA
HONYAKUKA dan TSUUYAKUKA, apakah kalian sering mendengar dua kosa kata tersebut?
Bagi kalian yang berkecimpung dengan bahasa jepang, pasti sudah tidak asing lagi. Bagi yang belum, bisa sedikit menyimak sebentar. Honyakuka adalah penerjemah yang menerjemahkan ragam bahasa tulisan, seperti buku, dokumen, skripsi dll. Untuk tsuuyakuka sendiri adalah penerjemah yang menerjemahkan ragam bahasa lisan, seperti menerjemahkan seminar, meeting dll.
Keduanya mempunyai keunikan dan kesulitan yang berbeda. Tergantung pada minat setiap individu. Bagi yang suka berinteraksi dengan banyak orang, aktif dan tidak betah duduk diam, kecenderungan dari mereka lebih memilih tsuuyakuka. Karena mereka akan berinteraksi langsung dengan si sumber bahasa.
Bagi mereka yang suka berlama lama di depan komputer, lebih pendiam, atau lebih suka menyendiri dengan suasana tenang, cenderung akan memilih honyakuka. Karena mereka cukup berkutat dengan tulisan, komputer ataupun kamus. Lebih santai pula dalam mengerjakannya, bisa sambil makan atau main game, yang penting selesai tepat waktu sesuai schedule.
Bagaimana dengan tingkat kesulitan. Saya tidak bisa menarik kesimpulan atau membuat teori sendiri mengenai tingkat kesulitan. Hal tersebut tergantung pada setiap individu.
Nah kali ini, saya akan bercerita tentang pengalaman saya mengenai keduanya, honyakuka dan tsuuyakuka.
Sebelum menikah, saya pernah bekerja sebagai interpreter. Jobdesc saya adalah membantu semua aktifitas yang dilakukan oleh si nihonjin. Namanya Miyamoto, saya biasa memanggil beliau Miyamoto san. Namanya juga membantu, ya sudah jelas tugas saya adalah membantu beliau, yaitu menyampaikan apa yang beliau katakan kepada orang yang di tuju.
Pekerjaan saya lebih banyak menerjemahkan secara lisan dari pada menerjemahkan ragam bahasa tulisan. Meskipun tidak sering, tapi pasti ada saja terjemahan tulisan yang wajib saya kerjakan. Nah, dari sini saya dapat menyimpulkan kesulitan antara honyakuka dan tsuuyakuka.
Bagi saya, tsuuyakuka itu lebih menyenangkan, lebih mudah dan saya sangat menikmatinya. Menambah wawasan, menambah kepercayaan diri serta mengasah kemampuan untuk berbicara secara terstruktur, rapi dan semakin lebih baik. Tidak belepotan hehe...
Bagaimana dengan honyakuka? Ampun DJ, bagi saya honyakuka itu sangat sulit sekali, banyak menyita waktu bersama buku, kamus, kanji, laptop dan itu bukan "gue banget" gitu deh...
Setiap hasil terjemahan yang dikoreksi oleh Miyamoto san, banyak sekali coretannya, seperti skripsi lagi, semacam dejavu... Owh tidaaaak.
Pokoknya, intinya enggak banget. Sangat jauh dari karakter saya.
Belum lagi, ragam bahasa tulis itu sensitif bro. Salah sedikit saja langsung terlihat, berbeda dengan lisan yang tidak terlalu terlihat jika hanya salah sedikit dalam penggunaan partikel sederhana. Coba saja kalau tulisan, pasti akan langsung terlihat jelas jika terjadi kesalahan.
Meskipun bagi saya terasa sulit, tapi hikmahnya sangat besar. Banyak kosa kata, bunpo dan kanji yang tadinya asing, kini menjadi saya pahami. Semakin menambah wawasan, mengembangkan kemampuan berolah kata dan menulis. Intinya, honyakuka ataupun tsuuyakuka, keduanya membuat kemampuan berbahasa meningkat meskipun keduanya mempunyai tingkat kesulitan berbeda.
Setelah saya telisik lebih dalam, benar saja jika tsuuyakuka terasa lebih mudah bagi saya, karena sesuai dengan karakter saya yang suka berbicara, tidak bisa duduk diam berlama lama dan senang bersosialisasi dengan banyak orang. Lagi pula, semasa kuliah pun, nilai mata kuliah bunpo dokkai saya memang cenderung lebih rendah dari pada mata kuliah kaiwa, hehe...
Tidak mengapalah, itu tadi buah pikir berdasarkan pengalaman saya. Akan tetapi, saat ini saya sendiri sedang mencoba menjadi honyakuka, masih belajar si, bagaimana caranya menjadi honyakuka yang baik. Terasa sulit memang, tapi bukankah "arienai koto dewanai"...
Ya, tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini, begitupun dengan diri kita. Selama kita mau berusaha, terus belajar dan berdoa, suatu saat pasti bisa.
FYI ya, bagi pemula seperti saya yang berminat menjadi honyakuka, bisa juga menjadi penerjemah flitto crowdsourcing untuk belajar. Konteks yang diterjemahkan tidak terlalu berat dan beragam, bisa berupa teks, teks berupa gambar, dan suara. Jika sudah mahir, bisa mendaftar menjadi penerjemah pro 1:1 di flitto. Kalian bisa menerjemahkan dengan tingkatan yang lebih tinggi secara profesional, contohnya menerjemahkan dokumen penting, tesis dll.
Saya juga ikutan flitto soalnya, hehe. Tapi belum pro 1:1, sedang dalam proses, tapi tidak kunjung lulus haha... Tak apalah, benkyou benkyou benkyou... ganbarimasu \(^o^)/
エカさん ひさしぶり ねええ。。。げんき?��
BalasHapus久しぶりね、Alhamdulilah 元気よ。
BalasHapusいつ会えるか、分からないな。